Sabtu, 11 September 2010

Berlatih Karate di Gunung

Pagi itu aku memulai aktifitasku di hari libur dengan pergi ke daerah perbukitan yang hijau dan berudara sejuk dibawah kaki gunung untuk berolah raga (berlatih karate). Kegiatan yang dimulai dari Jogging tersebut menempuh jarak 10 km dari kaki bukit sampai puncak bukit. Dengan dikelilingi oleh hamparan area perkebunan teh yang menghijau dan tertata rapi menambah indahnya suasana diperjalanan membuat api semangatku dan gairahku semakin berkobar untuk terus berlari tanpa berhenti sampai ke puncak bukit dekat kaki gunung. Lelah dan capek secara tidak sadar tidak kurasakan lagi sepanjang perjalanan karena aku telah terlena oleh indahnya pemandangan alam disekitarku dan udara sejuk yang selalu memasuki kerongkonganku yang membuatku semakin kuat untuk terus berlari. Aktivitas yang menuntut fisik yang prima tersebut tidak menyurutkan semangatku dalam berlatih. Banyak rintangan2 yang menghadang sepanjang perjalanan berupa medan yang terjal, menanjak, tanah yang becek dan licin, batu2 yang tajam, dan bentuk tanah yang tidak beraturan/Zig-zag. Tapi itu semua kugunakan untuk menempa mental dan ragaku agar lebih kuat. Dalam ilmu beladiri rintangan2 tersebut banyak mamfaatnya yaitu jalan yang terjal dan menanjak berguna untuk menguatkan kuda2 sehingga otot paha dan dengkul menjadi lebih kuat, tanah yang becek dan licin berguna untuk melatih keseimbangan tubuh, batu2 yang tajam berguna untuk memijat telapak kaki secara alami agar menyehatkan fungsi syaraf, dan bentuk tanah yang tidak beraturan atau Zig-zag berguna untuk melatih kelincahan, kecepatan dan kekuatan otot kaki dan tubuh. Sesampainya di puncak bukit aku semakin kagum dan terpesona oleh pemandangan disekitarku, hamparan perkebunan teh, pohon2 cemara, sawah, perkampungan semuanya terlihat dari puncak bukit. Didepan dan belakangku terdapat gugusan pegunungan yang berbaris dengan diselimuti rerimbunan pohon yang hijau. Di situ ada sebuah saung /gubug yang cukup luas dan tidak ada dindingnya. Di dikatakan cukup luas karena memungkinkan aku untuk berlatih Kata. Di dalam saung itu aku mulai melemaskan dan meregangkan otot2ku setelah itu aku memulai latihan di situ dengan push up, kemudian melakukan beberapa gerakan Kihon seperti chudan tsuki, soto uke, uchi uke, gedan barai, age uke, morote uke dan yokogeri sambil melakukan kuda-kuda Kibadachi. Setelah itu aku mulai melatih beberapa gerakan kata seperti Tekki shodan dan Kan kudai.
aku merasakan kenikmatan yang luar biasa saat berlatih di alam bebas, rasanya lebih enjoy, lebih rilex, lebih bersemangat dan lebih fokus. Cobain deh teman-teman berlatih di gunung, latihan kita lebih optimal dari pada latihan di tempat biasa. Selain itu latihan di gunung juga bermamfaat membuat fisik kita lebih tangguh daripada ditempat biasa.Gak percaya? lihat saja perbedaan fisik orang pegunungan dengan orang perkotaan. Orang pegunungan jauh lebih kuat dalam bekerja, berjalan dan berlari daripada orang yang tinggal di dataran rendah semisal diperkotaan. Karena mereka telah terbiasa mendaki gunung dan menuruni lembah dengan santainya dalam kehidupan sehari-hari.Mengapa bisa demikian? kita ambil contoh perbandingan dengan orang  yang sehari-harinya tinggal di pantai. Daerah yang berpantai memiliki udara yang kaya akan oksigen, sehingga pada orang yang tinggal dipantai tidak memerlukan jumlah HB yang banyak untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen. Seperti kita ketahui bahwa alat pengangkut oksigen dalam tubuh adalah Hemoglobin (HB) yang terdapat dalam butir darah merah. Nah, apabila orang pantai terutama yang tidak pernah berolah raga ditempatkan di pegunungan dengan ketinggian 2000-3000m diatas permukaan laut, maka ia akan terkena oleh apa yang disebut"penyakit gunung".Gejala penyakit ini adalah bahwa orang itu akan merasa lemah, lekas lelah,mengantuk dan nafas serasa tidak penuh. Setelah sekitar 10-14 hari berada di ketinggian tersebut, maka gejala penyakit tersebut biasanya akan berkurang atau hilang sama sekali. Penyakit gunung disebabkan oleh pasokan oksigen bagi keperluan tubuh tidak memenuhi kebutuhan, karena miskinnya oksigen di daerah pegunungan. Sementara itu kondisi fisik yang dimilikinya saat itu adalah kondisi alam pantai yang udaranya lebih kaya akan oksigen. Sebaliknya orang gunung memerlukan jumlah HB yang lebih banyak dan penyesuaian lainnya karena udaranya miskin akan oksigen. Itulah yang telah terjadi pada orang pantai yang telah dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian tersebut. Sehingga Hb dan faktor penyesuaian lain akan meningkat. itulah alasannya mengapa aku memilih latihan di gunung. Setelah aku selesai latihan selama kurang lebih 3 jam lalu turun gunung. Aku merasakan perubahan yang drastis sesudah latihan, ini beda dengan latihan di tempat biasa. Tubuh serasa lebih segar, nyaman, kuat dan lincah. Nah, bagaimana komentar teman2 berani mencoba latihan di gunung?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar